Cak Imin Paling “Hot” Jadi Cawapres

oleh -3266 Dilihat
oleh

KENAPA Muhaimin? Sebab, Muhaimin is kandar. Kandar, kata lain dari gandar. Gandar menurut KBBI, tongkat untuk memikul; sumbu; poros; tangkai timba sumur; lengan neraca. Keberadaan gandar sangat penting dan dibutuhkan. Tanpa gandar tak jelas pegangan. Capres tanpa Muhaimin akan kehilangan poros pemerintahan. Tak jelas as roda pembangunan.

Dibanding cawapres lainnya, Cak Imin sudah memanaskan mesin politiknya jauh-jauh hari. Oli rutin diganti. Bensin selalu fulltank. Diservis secara berkala. Ganti onderdil yang sudah aus. Siap mulai racing kapan saja. Di belakang Cak Imin berjajar mulai teknisi hingga bobotoh. Berbaris rapi menunggu intruksi.

Kenapa Muhaimin? Pertama, di Jawa Cak Imin menang. Walau di Jatim, PKB kalah, Cak Imin tetap menang. NU menang, Cak Imin senang. Modal utama untuk capres nanti. Di Jateng bersinergi dengan petahana, PKB pantas jumawa. Di Jabar merelakan posisi cawagub ke UU Ruzhanul Ulum, tapi PKB turut bahagia.

Kedua, di pemerintahan, menteri-menterinya menjabat posisi yang berhadapan langsung dengan rakyat. Kemendes, dengan menempatkan pendamping desa hingga ke seluruh desa di tanah air. Kemenpora, tak lepas dari berbagai isu olahraga tanah air setiap hari muncul di media. Kemnaker, menunjukan keberpihakannya kepada buruh. Menteri yang berprestasi di bidangnya.

Ketiga, Berita Koran Tempo (5 Juli 2018), Cak Imin menempati posisi teratas dalam berbagai survei untuk wakil presiden Jokowi. Modal besar kepercayaan publik. Dari bulan ke bulan, Cak Imin menanjak elektablitasnya. Di berbagai penjuru tanah air mulai bermunculan kelompok masyarakat yang mendukung Cak Imin sebagai wapres.

Keempat, Faktor NU. Saat Pilpres yang lalu, Cak Imin berkongsi dengan Jokowi, NU mendukung Prabowo. Di pemerintahan sekarang, NU dan PKB sama-sama berkhidmat untuk negeri dengan menempatkan menteri-menterinya dari NU dan PKB. Sekarang, saat yang tepat untuk NU dan PKB selankah lebih jauh mengemban amanah kebangsaan. Walau seperti terpisah, dalam politik, NU sejatinya satu. Pilgub Jatim kemarin, sarana latihan NU untuk konsolidasi dan mematangkan diri menuju Pilpres nanti.

Bagaimanapun, Cak Imin mesti diakui sebagai politisi tulen. Bak pemain sepakbola, dia pandai mengumpan, tak jarang mencetak gol. Penempatan posisi yang tepat saat permainan. Gerakan dengan dan tanpa bolanya lincah.

Tak sedikit lawan terjerembab. Maksud lawan men-sleding, malah dia sendiri yang pecah berkeping-keping. Di satu waktu bermain sebagai penjaga gawang, di waktu lain jadi libero, gelandang atau penyerang. Tujuannya satu, memenangkan pertandingan. Dengan atau tanpa gol.

Dengan sederet alasan tadi, tak ayal, tak ada alasan lain, bila Capres mendatang akan menang bila bersanding dengan Cak Imin. Cak Imin, penentu, bisa memutarkan kendali permainan dalam waktu sekejap dari lawan menjadi kawan. Jadi, wahai Calon presidenku yang baru, ambil Cak Imin dan menang. (Kelik NW)

No More Posts Available.

No more pages to load.