Eceran Koran Keteteran

oleh -875 Dilihat
oleh

Kelik NW

Pikiran Rakyat, koran harian terbesar di Jawa Barat, Usman hanya bisa menjual tiga eksemplar, sehari. “Itu harganya belum naik, apalagi kalau besok harganya naik,” ujar loper koran senior ini. Koran harian termahal sekarang, Republika. Selanjutnya, Kompas. Usman tidak menjual eceran Republika dan Kompas. Hanya pelanggan saja setiap pagi iya kirimi.

Koran yang paling laku kini, Tribun Jabar dan Radar Bandung. Harganya murah. Sehari, Usman bisa jual hingga 50 eksemplar. Media Indonesia dan koran lainnya lebih lumayan daripada PR.

Kondisi sepi penjualan koran seperti ini sejak adanya android. “Anak-anak sekarang mana ada yang baca koran, jangankan baca, tahu aja nggak. Hape aja yang mereka pegang.” tutur loper yang biasa mangkal di sekitar Cicaheum.

Berkurangnya penjualan koran lebih terasa sejak lima tahun terakhir. Saat harga kertas koran melonjak tajam. Banyak koran yang memangkas jumlah halaman. Saat harga listrik naik yang membuat melonjak ongkos produksi. Akibatnya koran mesti menaikan harga jual. “Berapapun harganya, kami tetap jual,” tegasnya.

Koran agak laku kalau ada Persib berlaga. Apalagi kalau Persib menang. Kalaupun kalah, ya masih lumayan. Pembelinya kebanyakan bobotoh usia lanjut. Mereka beli koran satu eksemplar dan dilanjut diskusi pertandingan bersama-sama sambil ngopi di pinggir jalan.

Usman menggeluti loper koran sejak tahun 1989. Saat pertama ia merantau dari Cirebon ke Bandung. Terminal Cicaheum tujuan akhir bis dari Cirebon. Di Cicaheum ini pula ia mengawali karir sebagai loper koran.

“Alhamdulillah, dengan bekerja sebagai loper koran, saya sudah meluluskan dua anak saya menjadi sarjana, satu lagi masih SMA.” ujarnya bangga.

Dulu, saat koran masih jaya, dia cukup mangkal di terminal cicaheum, menjual dari bis ke bis. Atau sekedar berdiri di pintu keluar bis, orang akan menghampirinya. Kini, ia mesti berkeliling hingga Cimuncang, Padasuka dan Jatihandap agar korannya terjual.

Walau peminat koran berkurang, tapi ia tak lelah menawarkannya. Dari pintu ke pintu, dari orang ke orang, atau sambil duduk beristirahat. Perbincangan ini pun terjadi selepas ia menyantap bekal makan siangnya. Bekerja tak kenal lelah, dengan tujuan ibadah mencari rida dan berkah.

No More Posts Available.

No more pages to load.