Film ‘Islah’ Karya Rian Bungsu Sabet Penghargaan FFPMB 2024

oleh -3863 Dilihat
oleh
Sutradara film 'Islah' Rian Bungsu di Festival Film Pendek Moderasi Beragama 2024. Foto: Tangkapan Layar

PIKIRKANRAKAT.COM – Film maker Tasikmalaya Rian Bungsu melalui film pendek yang ia garap berjudul ‘Islah’ berhasil menjadi Film Terbaik Festival Film Pendek Moderasi Beragama (FFPMB) 2024.

Film produksi Perspektif Film Studio yang dibantu Ekraf Boboko tersebut berhasil menyebut penghargaan dalam ajang yang dihelat Balai Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia. Juru penilai dalam festival film itu pun bukan sembarang orang, juri utama yakni oleh sutradara sekaligus pemeran senior Indonesia Deddy Mizwar. Adapun juri lainnya yakni Alissa Wahid, Aria Kusumadewa, dan Kunun Nugroho.

Deddy menilai bahwa potensi kalangan muda Indonesia, khususnya dalam bidang audio-visual dan perfilman terbilang sangat besar. Teruatama di era digitalisasi, dirinya menekankan bahwa film merupakan alat ekspresi  yang kuat dan dapat diakses oleh semua kalangan.

“Sehingga kita harus menciptakan momentum agar mereka terus berkarya lewat ajang-ajang festival seperti ini,” ujar pemeran utama film legendaris Naga Bonar ini.

Film ‘Islah’ bukan garapan pertama Rian Bungsu yang mendapatkan penghargaan. Sebelumnya, dengan karya film lain, Rian juga telah mendapat berbagai penghargaan. Sementara untuk alur film ‘Islah’ ini, menceritakan perihal toleransi di masyarakat Indonesia yang sangat majemuk. Dalam film ini, Rian mencoba meramu sifat toleran itu dengan fenomena sosial. Bisa dilihat dalam cerita film itu, dirinya menempatkan seorang copet pasar sebagai lakon utama. Tampaknya, dia ingin menekankan seburuk apa pun realita sosial yang terjadi saat ini di Indonesia, tetapi manusianya tetap berpijak dan berpegang teguh pada norma yang berlaku.

Usai mendapat penghargaan FFPMB, Rian Bungsu mengungkapkan, kedatangan dirinya ke festival tersebut tidak ditemani siapa pun. Dirinya pun mengaku tidak menyangka film garapannya itu akan mendapatkan penghargaan di ajang yang bergengsi itu.

“Banyak pertanyaan kepada saya, apa yang membuat berat ketika memproduksi sebuah film? Jawabannya adalah mempertanggujawabkannya. Dan ini bentuk tanggungjawab saya melahirkan film Islah.” kata Rian Bungsu dalam sambutannya, seraya mengangkat plakat penghargaan.

Secara terpisah, dalam screening film ‘Islah’ beberapa waktu lalu di Tasikmalaya, Rian mengatakan bahwa film tersebut merupakan karya kolaborasi. Mengingat sampai hari ini, Tasikmalaya masih jauh untuk menuju sebuah industri film. Kendati demikian, dirinya tetap optimis bahwa Tasikmalaya akan menjadi barometer perfilman di Priangan Timur dan Jawa Barat.

Rian Bungsu merupakan pegiat yang terbilang konsisten dan produktif dalam memproduksi film, baik fiksi maupun dokumenter. Maka tak heran, sebagian besar pegiat kesenian telah menyematkan sebutan ‘Bapak Film Tasikmalaya’ kepada dirinya. Mengingat dirinya merupakan pendiri komunitas film pertama di Priangan Timur yakni Komunitas Film Tasikmalaya atau Kofita.

Sebelum menggarap film ‘Islah’, dirinya juga telah memproduksi beberapa film lain seperti ‘Kertas untuk Ainy’, ‘Mentari Sakti’, ‘Saperak’, series ‘Bujang Kampung’, dan beberapa film dokumenter. ‘Islah’ merupakan film teranyar yang ia buat.

No More Posts Available.

No more pages to load.