Pelantikan Anggota DPRD Diwarnai Unjuk Rasa, Cevi Whiesa: Bunga Demokrasi

oleh -1953 Dilihat
oleh
Seniman dan Pegiat Budaya Tasikmalaya Cevi Whiesa Manunggaling Hurip. Foto: Istimewa
Seniman dan Pegiat Budaya Tasikmalaya Cevi Whiesa Manunggaling Hurip. Foto: Istimewa

PIKIRKANRAKYAT.COM – Rapat Paripurna Pengucapan Sumpah dan Janji Anggota DPRD Kota Tasikmalaya periode 2024-2029 diwarnai interupsi dan unjuk rasa dari mahasiswa.

Saat hendak pelantikan, Roihan Syahrul Mubarok yang merupakan Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Tasikmalaya (KAMMI) melakukan interupsi seraya mengacungkan map berwarna merah.

Dirinya mengaku hadir dalam acara itu sebagai undangan. Namun momentum itu dirinya gunakan untuk interupsi. Dia menyampaikan peringatan dan pengingat kepada para Anggota DPRD yang dilantik perihal pentingnya komitmen bersama untuk menyelesaikan pelbagai persoalan yang ada di masyarakat Kota Tasikmalaya.

Dalam hal ini, KAMMI Tasikmalaya mengajak para Anggota DPRD menandatangani fakta integritas komitmen yang meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan.

“Aksi ini kami lakukan atas dasar keresahan kami kepada DPRD Kota Tasikmalaya yang tidak optimal menjalankan fungsinya,” kata Roihan yang datang seorang diri itu.

Sementara itu, di jalan raya depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya sekelompok mahasiswa dari PMII dan HMI melakukan aksi unjuk rasa. Mereka berorasi seraya membakar ban bekas. Mereka juga sempat beradu mulut dengan aparat yang berjaga. Bahkan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, aparat telah memasang pagar kawat besi, menyiapkan berbagai armada, di sepanjang Gedung DPRD.

Dua kelompok mahasiswa itu berunjuk rasa di tempat berbeda, PMII di sebelah Timur sementara HMI di sebelah Barat Gedung DPRD. Mereka melayangkan tuntutan untuk bisa berdialog langsung dengan para wakil rakyat yang baru dilantik itu. Setelah beberapa jam berorasi, akhirnya para Anggota DPRD itu mau menemui dan berdialog dengan mereka di tengah jalan dan di bawah terik matahari.

Pegiat Budaya Tasikmalaya Cevi Whiesa Manunggaling Hurip menanggapi hal tersebut. Dia menyebut peristiwa itu merupakan bunga demokrasi. Dirinya menilai, aksi yang dilakukan para aktivis mahasiswa itu merupakan hal yang wajar.

“Sebagai bentuk kecintaan terhadap kampung halaman dan luapan keresahan terhadap kondisi sosial ya wajar saja. Mahasiswa punya andil untuk itu. Mengingat Kota Tasikmalaya juga tidak bisa dipungkiri tengah menghadapi berbagai persoalan serius, saya sih melihatnya sebagai bunga-bunga demokrasi ya,” kata Cevi.

Dalang muda itu menilai, DPRD Kota Tasikmalaya semestinya mau mengevaluasi kinerja di tahun-tahun sebelumnya. Cevi menyebut, legislator di Tasikmalaya tidak boleh alergi terhadap kritik.

“Ini momen yang pas sebetulnya, kalau mau, mereka (Anggota DPRD-Red) mengevaluasi kinerjanya. Kan yang terpilih lagi juga banyak, nah mereka yang harus punya inisiatif. Lagian juga orang-orang legislatif itu jangan alergi kritik, kan bahaya juga,” tuturnya.

Dia menambahkan, peristiwa ini juga mestinya menjadi catatan bagi para Calon Wali Kota Tasikmalaya. Menurutnya, Wali Kota ke depan juga harus lebih peka terhadap keinginan berbagai elemen masyarakat.

“Menurut saya ini sejarah baru untuk pemerintahan Kota Tasikmalaya ya. Sehingga mereka yang nyalon Wali Kota hari ini juga harus lebih peka, mampu memahami berbagai keinginan masyarakat tanpa terkecuali. Ini catatan penting yang harus disematkan. Saya harap kejadian serupa jangan berulang. Agak memalukan.” tungkasnya. (KS) ***

No More Posts Available.

No more pages to load.