KEANEKARAGAMAN hayati di Nusa Tenggara Timur itu benar-benar ajaib. Alam memberi kebaikan kepada manusia sesuai dengan ekosistem. Tapi manusia hebat dengan daya pikir cerdas, mampu ciptakan beragam benih penelitian dan Nusa Tenggara Timur salah satu provinsi tukang tadah untuk ujicoba beragam benih rekayasa.
NTT yang selalu juara 1 masuk kategori gizi buruk se-Indonesia (Apa i ya ? versi siapa ini ?), juara 1 katanya tak punya sumber air bersih (lho koq ada air kemasan asal Flores ?), juara 1 kering kerontang tapi komoditinya kopi, daun kelor, kelapa, jambu mete, vanili, cengkeh dan coklat sangat mendunia, juara 1 lapar tapi ikannya berlimpah, juara 1 lulusan sekolah dengan SDM rendah (tapi manusianya selalu mengisi mentri kabinet).
Sedih sekali ya Guys, sepertinya tak ada bagus-bagusnya NTT di mata mereka.
Tahukan anda NTT saat ini sedang di perlintasan lampu kuning. NTT sedang dalam incaran kapitalis rakus yang siap mengeruk dolar dari perut ibu buminya.
Setelah wisatanya yang aduhai mulai dikuasai rupa-rupa manusia luar, mutiara dan ikan Flores dikuasai Jepang, vanili dikuasai orang Perancis, tak lama lagi orang Amerika menguasai jambu mete Flores Timur dan bukan tidak mungkin salah satunya tebon, ya tebon sorgum ini asli semanis-manisnya nira dengan gula briks mencapai limit 23!
Masih koar-koar renewable energy? Saya penggagas sorgum NTT bisa mati berdiri kalau Pemerintah Indonesia dan Pemda masih paksa program PAjaLE di Nusa Tenggara Timur dan percaya pihak asing. | Catatan Maria Loretha