Jangan Nodai 17 Ramadan dengan Permusuhan Sesama Anak Bangsa

oleh -508 Dilihat
oleh

POLITIKA – Dilatari suasana malam di kawasan Makam Keramat Sukapura Sukaraja Tasikmalaya, aktivis muda melanjutkan aksi peduli dan doa hari ke-12 untuk kedamaian negeri. Sekaligus napat tilas perjuangan para aulia, para ulama dan para pahlawan.

Bertafakur, bertasbih dan memohon kepada Allah Swt agar negeri Indonesia selalu dilindungi dan dianugrahi kedamaian, keselamatan dijauhkan dari berbagai musibah alam maupun bencana sosial.

Ketua Komite Pergerakan Pemuda Santri dan Mahasiswa Indonesia (KPPSMI) Jabar, Dede Heri S.Ip, menyampaikan pesan untuk segenap masyarakat Jawa Barat dan seluruh Indonesia.

“Mengingatkan dan mengimbau untuk saudaraku seiman dalam Islam dan saudaraku sebangsa dan setanah air, untuk menahan diri jangan larut dalam kemarahan dikarenakan kekecewaan dalam Pilpres. Kedua belah pihak adalah masih saudara semuslim dan saudara sebagai anak bangsa. Jangan sampai akibat amarah tidak terkendali darah tertumpah di tanah tercinta Ibu Pertiwi,” katanya.

Menurutnya para pahlawan, para aulia, para ulama dan para pendiri bangsa yang telah memerdekakan Indonesia akan menangis menyaksikan anak cucunya saling berperang, berkelahi sesama saudara sabangsa dan seranah air.

“Harus mawas diri, jangan sampai terjerembab ke dalam sebuah konflik kepentingan politik yang diciptakan untuk menghancurkan bangsa dan negara Indonesia”, kata Dede Heri.

Pegiat kampung literasi, Igi Saputra memandang agar para elit menyelesaikan konfliknya jangan libatkan rakyat apalagi mengorbankan rakyat, mengadu domba rakyat, rakyat akan menjadi korban.

“Harus dipahami kemenangan Jokowi-Amin adalah hasil dari sebuah kontestasi demokrasi harus diakui secara gentle, ketika ada kekurangan, kelemahan penyelenggaraan pilpres sebagai catatan untuk perbaikan kedepan, dan apabila kecewa sikahkan ajukan gugatan pada MK sebagai mekanisme hukum yang ada”, kata Indra Permana S.AP, Kord Nasional Jaringan Tokoh Simpul Masyarakat Desa.

Sekjen Gerakan Indonesia Satu, yang juga tokoh aktivis pergerakan 98, Abdul Salam Nur Ahmad mengatakan, momentum 17 Ramadan – 22 Mei 2019 jangan dinodai dengan kemarahan angkara murka, 17 Ramadan adalah hari diturunkannya Alquran dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

“Sirit Nuzurul Quran dan spirit perjuangan pahlawan dalam memerdekakan Indonesia harus dijadikan pemersatu dalam membangun kebersamaan persatuan di bawah panji merah putih Indonesia tercinta, perselisihan, kekecewaan sebaiknya dibicarakan secara musyawarah mupakat di bawah curahan rahmat Allah SWT”, kata tokoh Perhimpunan Jejaring Nasional Aktivis Pergerakan 98 itu.

No More Posts Available.

No more pages to load.