Ramadan Menyiram Ketegangan Politik

oleh -1785 Dilihat
oleh

SOSBUD – Riak dan dinamika sosial politik sangat melelahkan rakyat. Kekecewaan, suka dan duka mewarnai irama demokrasi selama Pemilu 2019. Kini pesta demokrasi sudah usai. Menjelang Ramadan, saatnya menghentikan pertikaian politik.

“Pencoblosan telah usai rakyat Indonesia menunggu hasil keputusan rekapitulasi nasional Pleno KPU RI, walaupun sudah diketahui dari hasil hitung cepat, Jokowi-Amin 01 memenangi Pilpres 2019. Alangkah bijaknya kita tunggu hasil real count rekapitulasi Pleno KPU RI sebagai keputusan lembaga resmi yang di jamin konstitusi,” ujar Sekretaris Jenderal Gerakan Indonesia Bersatu, Abdul Salam Nur Ahmad.

Ketegangan selama menunggu hasil rekapitulasi nasional Pleno KPU RI pada 22 Mei 2019, kata Abdul Salam, disiram dengan air sejuk berkah akan datangnya bulan ramadhan yang penuh keberkahan. Setelah anak bangsa disibukan dengan perhelatan politik demokrasi, pro kontra ditambah dengan ketegangan hingar bingarnya jagat dunia maya media sosial, saking dahsyatnya sampai membelah menjadi konflik ke tingkat keluarga gara gara beda pilihan politik.

“Keberkahan menjelang Ramadan rakyat, ummat muslim menjadi bahagia riang gembira menyambut datangnya bulan ramadhan. Sesama warga saling berbagi rizki, peduli sesama, saling memaafkan selama hajat pilpres terjadi ketegangan, kadang marah saling membenci, untuk menjalankan 1 bulan penuh berpuasa sebagai wujud mahabah menjalankan titah perintah Allah Swt,” katanya.

Rahmat dan keberkahan Ramadan, menurutnya, menjadi air zamzam yang menyiram penuh kesejukan pada para pemimpin negeri elit politik untuk duduk bersama penuh kejernihan, beristigfar, bertasbih membicarakan dan merumuskan kepentingan rakyat, kepentingan ummat bangsa dan negara di atas segalanya.

“Tiada lain, merupakan ladang amal ibadah untuk bekal di yaumil akhir ketika dipanggil Allah Swt. Damailah Indonesiaku, damailah negeriku,” tuturnya menegaskan.

No More Posts Available.

No more pages to load.