Mengawal Agenda Reformasi Total: Refleksi HUT ke-74 RI
SUKABUMI – Negara Indonesia hari ini adalah buah perjuangan dari para pahlawan, para ulama, para pendiri bangsa dalam merebut kemerdekan melawan dan mengusir penjajah sehingga pada 17 Agustus 1945 Proklamasi berhasil dikumandangkan pada dunia, Indonesia telah merdeka.
“Kita sebagai generasi hari ini sewajibnya menjaga dan melaksanakan amanah perjuangan para pahlawan, para ulama, para pendiri bangsa, harus selalu menjaga kebersamaan dan persatuan seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia maju, adil dan makmur,” ujar Sekretaris Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98, Abdul Salam Nur Ahmad.
Pascapilpres 2019, menurutnya, kontestasi demokrasi yang menyisakan polarisasi politik di tengah masyarakat, sebagai ujian dari sebuah pesta demokrasi. Namun berkat kenegarawanan dua tokoh besar Jokowi dan Prabowo yang bertarung, bersaing dalam kontestasi Pilpres diakhiri dengan bertemu keduanya disaksikan rakyat di Stasiun MRT Senayan dilanjut makan siang bersama.
“Itu dilakukan sebagai langkah memberikan pembelajaran, pendidikan politik dan seruan pada rakyat untuk bersatu kembali dibawah panji merah putih dan Garuda Pancasila,” katanya.
Sebagai wujud rasa syukur, hormat dan dukungan atas pertemuan Jokowi dan Prabowo yang merupakan langkah besar untuk mempersatukan kembali rakyat Indonesia, Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 bersama perwakilan pendukung 01 “Cebong” dan 02 “Kampret” akan melakukan Longmarch Napak Tilas Perjuangan Para Pahlawan, Para Ulama, dan Para Pendiri Bangsa untuk Persatuan Rakyat Indonesia “Mengawal Agenda Reformasi Total dan Revolusi Spritual” di bawah Panji Merah Putih dan Garuda Pancasila.
“Dengan longmarch tokoh-tokoh simpul rakyat pendukung pergerakan 01 dan pendukung 02 menjadikan spirit perjuangan untuk persatuan nasional paska pilpres 2019,” katanya sekaligus untuk mengenang dan refleksi atas perjuangan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 sekaligus memperingati hari kemerdekaan ke-74 RI 17 Aguatus 2019.
Selain itu, kata Abdul Salam, sebagai refleksi mengenang perjuangan reformasi, mengenang perjuangan peristiwa Malarinya, mengenang perjuangan pergerakan mahasiswa 77-78 dengan peristiwa Sepatu Lars ITB, kiprah perjuangan kawan kawan PIJAR Indonesia, mengenang perjuangan mahasiswa ITB peristiwa 5 Agustus, Perjuangan Mahasiswa Bandung Bersama Rakyat Badega Garut, “Peristiwa SDSB – Soeharto Dalang Segala Bencana”, Peristiwa Penangkapan 21 Mahasiswa Indonesia – FAMI, mengenang perjuangan Aliansi Demokrasi Rakyat “Aldera”, Solidaritas Pemuda Mahasiswa Bandung “SPMB” untuk Perjuangan Megawati, FIM Bandung, perjuangan pergerakan pemuda mahasiswa di Garut, Tasikmalaya, Cianjur, Cirebon, Surabaya, Jogjakarta, medan, lampung dan seluruh Indonesia dalam melahirkan reformasi 98 menumbangkan rezim Soeharto.
Rencananya, berangkat dari Samudera Beach Hotel Palabuhan Ratu Kab.Sukabumi, sebagai salah satu peninggalan Bung Karno mengenang perjuangan Bung Karno serta mengenang napak tilas perjuangan para pahlawan di antaranya perjuangan KH. Ahmad Sanusi tokoh ulama asal Sukabumi bersama rakyat berjuang secara totalitas berperang melawan penjajah di Bojong Kokosan Sukabumi.
“Pelaksanaan Rabu, 7 Agustus 2019 mendatang,” katanya. (DH)