Amien Gulingkan Gus Dur, Mega Jadi Presiden, Fadli Zon Juru Kampanye Jokowi

oleh -1413 Dilihat
oleh

KALANGAN yang sudah terpecah akibat berbeda haluan politik, mesti merenungi tulisan berikut: Dunia ini Panggung Sandiwara yang tersebar luas di media sosial.

Para pecinta dan pembenci harus diingatkan, agar tidak sia-sia. Prabowo itu calon wakil presiden, berpasangan dengan Bu Mega. Fadli Zon itu juru kampanye Jokowi-Ahok, dengan baju kotak-kotaknya dalam ajang Pilgub 2012.
Anies Baswedan itu tim sukses Jokowi-JK, plus mantan Menteri Pendidikan. Sebelumnya Anies adalah pemenang calon presiden versi konvensi Partai Demokrat.

Lanjut.

Pak SBY itu menterinya Bu Mega. Maju nyapres bareng Pak JK didukung Surya Paloh. Pilpres berikutnya giliran JK nyapres bareng Wiranto melawan SBY-Boediono yang didukung Om Ical. Lalu ke mana Om Ical? Sekarang berteman sama Prabowo yang dulu kompetitornya di Pilpres 2009. Dan lucunya berteman dengan Rachmawati, musuh besar pengusaha dan para militer.

Masih ingat Amien Rais? Ini lebih unik lagi. Menggulingkan Gus Dur sehingga Mega naik jadi presiden.

Padahal sebelumnya paling gak sudi Mega jadi presiden. Dia berusaha keras agar Gus Dur jadi presiden. Pilpres berikutnya dengan jargon Guru dan Anak Petani melawan SBY dan Prabowo di pilpres 2004 dan 2009. Sekarang, Amien Rais akrab dengan Prabowo dan menjadi oposisi. Padahal waktu 1998 Amien ini target Jenderal Prabowo untuk diamankan.

Bagaimana dengan PKS? Semua juga sudah tahu ceritanya.

Para kader gila-gilaan menyerang Prabowo di pilpres 2009 dan pilkada DKI 2012. Sekarang? Teman akrab sama Gerindra yang selama jaman SBY adalah musuh bebuyutan (PDIP dan Gerindra oposisi). PKS masuk koalisi di Satgab Pak Beye). Bahkan sekarang Fadli dan Fahri udah kayak Ipin dan Upin.

Tambahan, bagaimana dengan Ahmad Dhani? Geger dengan Front Pembela Islam (FPI) karena masalah lambang agama, sekarang ya begitulah. Jadi jangan kaget kalau kalau besok-besok Mas Jonru jadi pembela Jokowi. Om Denny Siregar jadi pembela Prabowo. Nothing is impossible! Makanya istilahnya, bermain politik, if you know the rule of the game, just only how to play the game. Ingat ya, dalam politik tidak ada kawan sejati atau musuh abadi yang ada kepentingan pribadi

Mari kita yang rakyat biasa ini ingat bahwa politik itu permainan yang dinamis. Jangan korbankan teman, saudara, hanya berbeda pilihan politik. Yang wajar wajar saja. Serta yang paling penting jangan libatkan anak-anak kita dalam urusan pilihan politik. Monggo yang dewasa silakan berdebat hebat dengan segala teori cocokloginya tapi biarkan anak-anak itu tumbuh dengan dunianya. Dunia bermain dan bergembira tanpa peduli latar belakang suku, agama, ras serta pilihan pilkada atau pilpres bapak ibunya. Jangan wariskan generasi pendendam.

Merdeka!

No More Posts Available.

No more pages to load.