Mencoba Melampaui Pilpres

oleh -762 Dilihat
oleh

Akan tiba satu hari, Kamis, 18 April 2019. Ketika pesta demokrasi itu usai dan kita menyadari: kita masih bertetangga di perumahan yang sama; jumatan di masjid yang sama, menjadi warga dari kota/kabupaten yang sama, alumni dari sekolah/pesantren yang sama, dan masih sama-sama suka makan pete dan jengkol plus sambel dan lalapanannya.

Akan tiba suatu hari, setelah 18 April itu, kita sama-sama harus bebersih saluran air yang mampat karena hujan deras dan tanggul yang jebol, memperbaiki pagar komplek yang rusak, ulang tahun atau sunatan anak, menikahkan si sulung; tentu kita kerjakan bersama tetangga terdekat, bukan kawan-kawan jauh yang sangat militan yang terhimpun dalam WAG.

BACA JUGA: Politik Panggung Sandiwara

Akan tiba suatu hari, setelah Kamis yang ditunggu-tunggu itu, kita bertegur sapa lagi dengan hangat.

“Selamat pagi, Pak, kok nggak ngantor hari ini?”
“Iya, Pak, badan saya lagi kurang sehat.”
“Apa perlu saya antar ke dokter?”
“Ah, nggak perlu, hanya perlu istirahat saja.”
“Jangan lupa nanti malam ada rapat untuk menyambut 17-an, Pak”
“Ooh iya, insyaAllah saya datang.”

(Iip Dzulkipli Yahya)

No More Posts Available.

No more pages to load.